jadwal piala dunia 2010

Nih jadwal piala dunia besok. Siapa lawan siapa nya kelihatan nih. klik aja ya

WorldCup2010

steel heart “she’s gone”

Gue suka banget ma ni lagu.

Lyricnya nih…

She’s gone,
Out of my life.
I was wrong,
I’m to blame,
I was so untrue.
I can’t live without her love.

In my life
There’s just an empty space.
All my dreams are lost,
I’m wasting away.
Forgive me, girl.

Lady, won’t you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me
For all I’ve done to you?
Lady, oh, lady.

She’s gone,
Out of my life.
Oh, she’s gone.
I find it so hard to go on.
I really miss that girl, my love.

Come back into my arms.
I’m so alone,
I’m begging you,
I’m down on my knees.
Forgive me, girl.

Lady, oh, lady
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I’ve done to you

Bila hati bercahaya

Adakah di antara
kita yang merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih
segalanya: harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah
menggenggam seluruh isi dunia ini? Marilah kita kaji ulang, seberapa
besar sebenarnya nilai dari apa apa yang telah kita raih selama ini.

Di
sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong
yang diberi nama telescope Hubble. Dengan teropong ini, berhasil
ditemukan sebanyak lima
milyar gugusan galaksi. Padahal yang telah kita ketahui selama ini
adalah suatu gugusan bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya
terdapat planet-planet yang membuat takjub siapa pun yang mencoba
bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja merupakan salah satu
planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan galaksi di dalam
tata surya kita. Nah, apalagi planet bumi ini sendiri yang besarnya
hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lima milyar gugusan
galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.

Sayangnya,
seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apa pun yang
dirindukannya di bumi ini—dan dengan demikian merasa telah sukses—suka
tergelincir hanya mempergauli dunianya saja. Akibatnya, keberadaannya
membuat ia bangga dan pongah, tetapi ketiadaannya serta merta membuat
lahir batinnya sengsara dan tersiksa. Manakala berhasil mencapai apa
yang diinginkannya, ia merasa semua itu hasil usaha dan kerja kerasnya
semata. Sedangkan ketika gagal
mendapatkannya, ia pun serta merta merasa diri sial. Bahkan tidak jarang kesialannya itu ditimpakan atau
dicarikan kambing hitamnya pada orang lain.

Orang
semacam ini tentu telah lupa bahwa apa pun yang diinginkannya dan
diusahakan oleh manusia sangat tergantung pada izin Allah Azza wa
Jalla. Mati-matian ia berjuang mengejar apa-apa yang dinginkannya,
pasti tak akan dapat dicapai tanpa izin-Nya. Laa haula walaa quwwata
illaabillaah! Begitulah kalau orang hanya bergaul dengan dunia
yang ternyata tidak ada apa-apanya ini.

Padahal,
seharusnya kita bergaul hanya dengan Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha
Menguasai jagat raya, sehingga hati kita tidak akan pernah galau oleh
dunia yang kecil mungil ini. Laa
khaufun alaihim walaa hum yahjanuun!
Sama sekali tidak ada kecemasan dalam menghadapi urusan apa pun di
dunia ini. Semuanya tidak lain karena hati selalu sibuk dengan Dia, Zat
Pemilik Alam Semesta yang begitu hebat dan dahsyat.

Sikap inilah sesungguhnya yang harus senantiasa
kita latih dalam mempergauli kehidupan di dunia ini. Tubuh
lekat dengan dunia, tetapi jangan biarkan hati turut lekat dengannya.
Ada dan tiadanya segala perkara dunia ini di sisi kita jangan
sekali-kali membuat hati goyah karena toh sama pahalanya di
sisi Allah. Sekali hati ini lekat dengan dunia, maka adanya akan
membuat bangga, sedangkan tiadanya akan membuat kita terluka. Ini
berarti kita akan sengsara karenanya, karena ada dan tiada itu akan
terus menerus terjadi.

Betapa tidak! Tabiat dunia itu senantisa
dipergilirkan. Datang, tertahan, diambil. Mudah, susah.
Sehat, sakit. Dipuji, dicaci. Dihormati, direndahkan. Semuanya terjadi
silih berganti. Nah, kalau hati kita hanya akrab dengan
kejadian-kejadian seperti itu tanpa akrab dengan Zat pemilik
kejadiannya, maka letihlah hidup kita.

Lain
halnya kalau hati kita selalu bersama Allah. Perubahan apa saja dalam
episode kehidupan dunia tidak akan ada satu pun yang merugikan kita.
Artinya, memang kita harus terus menerus meningkatkan mutu pengenalan
kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Di
antara yang penting utnuk diperhatikan sekiranya ingin dicintai Allah
adalah kita harus zuhud terhadap dunia ini. Rasulullah saw pernah
bersabda, “Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, niscaya Allah
mencintainya, dan barangsiapa yang zuhud terhadap apa yang ada di
tangan manusia, niscaya manusia mencintainya.”

Zuhud
terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat
duniawi, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di sisi Allah
daripada apa yang ada di tangan kita. Bagi orang-orang yang zuhud
terhadap dunia, sebanyak apa pun yang dimiliki sama sekali tidak akan
membuat hati merasa tenteram karena ketenteraman itu hanyalah apa-apa
yang ada di sisi Allah.

Rasulullah SAW bersabda, “Melakukan
zuhud dalam kehidupan di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal
dan bukan pula memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu
ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada
apa yang ada pada Allah.” (HR Ahmad, Mauqufan)

Andaikata
kita merasa lebih tenteram dengan sejumlah tabungan di bank, maka
berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita,
seharusnya kita lebih merasa tenteram dengan jaminan Allah. Ini
dikarenakan apa pun yang kita miliki belum tentu menjadi rezeki kalau
tidak ada izin Allah.

Sekiranya
kita memiliki orangtua atau sahabat yang memiliki kedudukan tertentu,
hendaknya kita tidak sampai merasa tenteram dengan jaminan mereka atau
siapa pun. Karena, semua itu tidak akan
datang kepada kita, kecuali dengan izin Allah.

Orang
yang zuhud terhadap dunia melihat apa pun yang dimilikinya tidak
menjadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun
tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi
Dia Maha Tahu akan segala
kebutuhan kita. Jangan ukur kemuliaan seseorang dengan adanya dunia
digenggamannya. Sebaliknya jangan pula meremehkan seseorang karena ia
tidak memiliki apa-apa. Kalau kita tidak menghormati seseorang karena
ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita menghormati seseorang karena
kedudukan dan kekayaannya. Kalau meremehkan seseorang karena ia papa
dan jelata, maka ini berarti kita sudah mulai cinta dunia. Akibatnya
akan susah hati ini bercahaya di sisi Allah.

Mengapa
demikian? Karena, hati kita akan dihinggapi sifat sombong dan takabur
dengan selalu mudah membeda-bedakan teman atau seseorang yang datang
kepada kita. Padahal siapa tahu Allah mendatangkan seseorang yang
sederhana itu sebagai isyarat bahwa Dia akan menurunkan pertolongan-Nya
kepada kita.

Hendaknya
dari sekarang mulai diubah sistem kalkulasi kita atas
keuntungan-keuntungan. Ketika hendak membeli suatu barang dan kita tahu
harga barang tersebut di supermarket lebih murah ketimbang membelinya
pada seorang ibu tua yang berjualan dengan bakul sederhananya, sehingga
kita merasa perlu untuk menawarnya dengan harga serendah mungkin, maka
mulailah merasa beruntung jika kita menguntungkan ibu tua berimbang
kita mendapatkan untung darinya. Artinya, pilihan membeli tentu akan
lebih baik jatuh padanya dan dengan harga yang ditawarkannya daripada
membelinya ke supermarket.
Walhasil, keuntungan bagi kita justru ketika
kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain.

Lain
halnya dengan keuntungan diuniawi. Keuntungan semacam ini baru terasa
ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain. Sedangkan arti keuntungan
bagi kita adalah ketika bisa memberi lebih daripada yang diberikan oleh
orang lain. Jelas, akan sangat lain nilai
kepuasan batinnya juga.

Bagi
orang-orang yang cinta dunia, tampak sekali bahwa keuntungan bagi
dirinya adalah ketika ia dihormati, disegani, dipuji, dan dimuliakan. Akan
tetapi, bagi orang-orang yang sangat merindukan kedudukan di sisi
Allah, justru kelezatan menikmati keuntungan itu ketika berhasil dengan
ikhlas menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain. Cukup
ini saja! Perkara berterima kasih atau tidak, itu samasekali bukan
urusan kita. Dapatnya kita menghargai, memuliakan, dan menolong orang
lain pun sudah merupakan keberuntungan yang sangat luar biasa.

Sungguh
sangat lain bagi ahli dunia, yang segalanya serba kalkulasi, balas
membalas, serta ada imbalan atau tidak ada imbalan. Karenanya, tidak
usah heran kalau para ahli dunia itu akan banyak letih karena
hari-harinya selalu penuh dengan tuntutan dan penghargaan, pujian, dan
lain sebagainya, dari orang lain. Terkadang untuk mendapatkan semua itu
ia merekayasa perkataan, penampilan, dan banyak hal demi untuk meraih
penghargaan.

Bagi
ahli zuhud tidaklah demikian. Yang penting kita buat tatanan kehidupan
ini seproporsional mungkin, dengan menghargai, memuliakan, dan membantu
orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Inilah
keuntungan-keuntungan bagi ahli-ahli zuhud. Lebih merasa aman dan
menyukai apa-apa yang terbaik di sisi Allah daripada apa yang
didapatkan dari selain Dia.

Walhasil,
siapa pun yang merindukan hatinya bercahaya karena senantiasa dicahayai
oleh nuur dari sisi Allah, hendaknya ia berjuang sekuat-kuatnya untuk
mengubah diri, mengubah sikap hidup, menjadi orang yang tidak cinta
dunia, sehingga jadilah ia ahli zuhud.

“Adakalanya
nuur Illahi itu turun kepadamu,” tulis Syaikh Ibnu Atho’illah dalam
kitabnya, Al Hikam, “tetapi ternyata hatimu penuh dengan keduniaan,
sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula. Oleh sebab itu,
kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah
akan memenuhinya dengan ma’rifat dan rahasia-rahasia.”

Subhanallaah,
sungguh akan merasakan hakikat kelezatan hidup di dunia ini, yang
sangat luar biasa, siapa pun yang hatinya telah dipenuhi dengan cahaya
dari sisi Allah Azza wa Jalla. “Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing
(seorang hamba) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki …” (QS
An-Nuur [24]: 35)

====sumber:cyberMQ.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Keutamaan Bersedekah di Jalan Allah

Assalamu’alaikum wr wb,

Keutamaan Bersedekah di Jalan Allah

Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk bersedekah di jalan Allah:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al Baqarah 195]

Allah menjanjikan jalan yang mudah/surga bagi orang yang memberikan hartanya di jalan Allah:

“Allah Ta’ala berfirman, ”Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik syurga maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah “. [Al Lail 5-8]

Sesungguhnya orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah mendapat balasan berlipat ganda:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah 261]

“Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [At Taubah 121]

Orang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya lebih tinggi derajadnya daripada orang yang duduk/diam saja:

“Yaitu kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” [Ash Shaff 11]

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” [An Nisaa’ 95]

Dalam surat Al Maa’uun, Allah menyebut orang yang tidak mau sedekah untuk membantu fakir miskin sebagai pendusta agama meski mereka rajin shalat.

Tanpa bersedekah, kita tidak akan mendapat pahala:

“Kamu sekalian tidak akan memperoleh kebaikan (pahala), kecuali menafkahkan (memberikan) apa yang kalian cintai” [Ali Imran 92]

”Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” ” [Al Baqarah 276]

Di antara rahasia dan keutamaan orang yang rajin bersedekah, yaitu sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis,

“Orang yang pemurah itu dekat dari Allah, dekat dari manusia, dekat dari surga dan jauh dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat kepada neraka (siksaan Allah). ” (H.R. Tirmidzi clan Baihaqi)

“Sesungguhnya shadaqah itu dapat memadamkan murka Allah dan dapat menolak cara mati yang buruk. ” (H.R. Tirmidzi, lbnu Hibban, lbnu ‘Adi, clan Baihaqi)

Hadits di atas cukup jelas menggambarkan keutamaan sedekah. Jika kita tidak sedekah, Allah bisa murka kepada kita dan kita bisa mati dalam keadaan su’ul khotimah atau masuk neraka. Padahal kita ingin mati dalam keadaan husnul khotimah bukan?

Dari Abu Hurairah ra. : Nabi Muhammad Saw bersabda, “setiap hari, dua malaikat turun ke bumi. salah seorang dari mereka berkata, ‘ya Allah, gantilah harta orang yang bersedekah di jalan-Mu’. sedangkan yang satunya lagi berkata, ‘ya Allah, binasakanlah harta orang yang menahan hartanya untuk disedekahkan’.”

Rajinlah bersedekah sehingga di akhirat tidak termasuk orang yang menyesal karena dimasukkan ke neraka akibat tidak bersedekah:

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan” [Ibrahim 31]

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah di jalan Allah sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” [Al Baqarah 254]

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” [Al-Munafiqun 10]

Hendaknya kita bersedekah dengan harta yang kita cintai. Bukan yang memang tidak kita ingini:

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah di jalan allah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” [Al Baqarah 267]

Janganlah kikir/pelit karena takut miskin. Jarang ada orang yang miskin karena rajin bersedekah:

“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. ” [Al Baqarah 268]

Untuk siapakah kita bersedekah?

Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. ” [Al Baqarah 215]

Seperti halnya zakat, sedekah tidak terbatas hanya untuk fakir miskin saja, tapi juga terhadap orang yang berjuang di jalan Allah seperti berdakwah atau para mujahidin yang berperang:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [At-Taubah 60]

Kenapa Islam dulu berjaya? Mengapa Islam dulu mampu bukan hanya menahan kaum kafir, Yahudi, tentara Romawi dan Persia, tapi bahkan menaklukkan mereka?

Karena para aghniya / orang-orang kaya rajin bersedekah untuk perjuangan Islam. Saat perang Tabuk di mana 30 ribu pasukan Muslim harus berperang dengan 200 ribu pasukan Romawi, orang-orang kaya berlomba menginfakkan hartanya untuk mendukung perjuangan. Usman menyumbang sepertiga hartanya sehingga bisa membiayai 1/3 pasukan berikut onta dan kuda. Umar menyumbang separuh hartanya. Sementara Abu Bakar menyumbang seluruh hartanya. Yang lain ada yang menyumbang ribuan kilo makanan sementara yang kurang mampu pun menyumbang beberapa kepal makanan.

Dengan cara itu, maka puluhan ribu orang yang miskin juga bisa turut berperang sehingga ummat Islam jadi lebih kuat. Bayangkan jika yang bisa perang hanya beberapa ribu orang kaya saja sementara puluhan ribu orang miskin tak bisa perang, tentu jadi lemah dan mudah dikalahkan.

Sedekah juga digunakan untuk memperkuat dakwah dan persenjataan ummat Islam:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). “ [Al Anfaal 60]

Dengan kekuatan tentara dan persenjataan ummat Islam yang didukung oleh jihad dengan jiwa dan harta, maka 200 ribu pasukan Romawi begitu gentar hingga tidak berani menampakkan dirinya di kota Tabuk untuk melawan 30 ribu pasukan Muslim yang berdiam hingga 20 malam di sana.

Banyak orang yang naik haji atau umrah berkali-kali. Padahal yang wajib hanya sekali. Ada pun setelah itu, maka menggunakan hartanya untuk berjihad di jalan Allah atau membantu orang yang berjihad justru lebih utama dan lebih besar pahalanya:

“Amal apa yang utama?”. Maka Nabi SAW menjawab : “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Penanya berkata : “Kemudian apa?” Nabi SAW berkata : “Jihad di jalan Allah”. Beliau ditanya lagi: “Kemudian apa?” Nabi SAW menjawab : ‘Haji mabrur”. [Muttafaq ‘alaih]

Dimana Nabi SAW menjadikan haji setelah jihad. Dan yang dimaksudkan adalah haji sunnah. Sebab haji wajib merupakan salah satu rukun dalam Islam jika telah mampu melaksanakannya. Dan dalam shahihain disebutkan riwayat dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda.

“Barangsiapa yang membantu orang yang berjuang, maka sesungguhnya dia telah berjuang. Dan barangsiapa yang menanggung keluarganya dengan kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berperang” [HR Bukhari dan Muslim]

Sedikit tentang Donor ASI

Bismillaahi rahmani rahim..
Assalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh..
Tulisan ini saya buat sebagai lanjutan dari rangkaian mengenai DONOR ASI. Tulisan ini bertujuan memberikan pencerahan kepada setiap ibu dan ayah mengenai hukum donor ASI dan meredam kekhawatiran akan hal yang terkait dengan saudara persusuan.
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan mohon maaf jika ada kesalahan penafsiran atau penyampaian semua berasal dari saya. Segala kesempurnaan hanyalah milik Allah subhana wa ta’ala semata. Shalawat serta salam saya berikan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu `Alaihi wa Sallam, para sahabat, serta keluarga.

“… maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS An Nahl : 43)

Haruskah Aku Menjadi Ibu Susuan atau Mencari Ibu Susuan Bagi Buah Hatiku?

Dalam Islam, donor ASI telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam. Diriwayatkan bahwa setelah Beliau Shallallaahu `Alaihi wa Sallam lahir, ibunya Aminah adalah wanita yang pertama kali menyusui dan kemudian dilanjutkan oleh Tsuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab yang kebetulan sedang menyusui anaknya bernama Masruh. Tsuwaibah sebelumnya juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abu Salamah bin Abdul-Asad Al-Makhzumy.

Tradisi yang berjalan di kalangan Bangsa Arab yang relatif sudah maju adalah mereka mencari wanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya, sebagai langkah untuk menjauhkan anak-anak itu dari penyakit yang yang menjalar di daerah tersebut; Dengan tujuan agar tubuh bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui dapat melatih bahasa Arab.

Maka Abdul Muththalib mencari para wanita yang bisa menyusui bagi Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam. Dia meminta kepada wanita dari Bani Sa’d bin Bakr agar menyusui beliau, yaitu Halimah bin Abu Dzu’aib, dengan didampingi suaminya, Al Harits bin Abdul Uzza, yang berjuluk Abu Kabsyah, dari kabilah yang sama.

Saudara-saudara Nabi Shallallaahu `Alaihi wa Sallam dari satu susuan di sana adalah Abdullah bin Al Harits, Anisah binti AL Harrits, Hudzafah atau Judzamah binti Al Harits, yang julukannya lebih popular dari namanya sendiri, yaitu Asy Syaima. Wanita inilah yang menyusui anak paman beliau, Abu Sufyan bin Al Harits bin Abdul Muththalib.

Paman beliau, Hamzah bin Abdul Muththalib juga disusui di Bani Sa’d bin Bakr. Suatu hari ibu susuan Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam ini juga pernah menyusui Hamzah Radiallahu `Anhu.

Jadi Hamzah Radyallahu `Anhu adalah saudara sepersusuan dari kedua pihak yaitu Tsuwaibah dan dari Halimah As-Sa’diyah. (Al-Mubarakfury ,Syaikh Shafiyyurahman. Sirah Nabawiyah. Cetakan I. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 1997. Hal. 75-76)

Dari uraian di atas terlihat begitu jelas mengenai bagaimana Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam memiliki ibu susuan dan saudara persusuan. Sehingga menambah kekuatan dan keyakinan bahwa sungguh indah menjadi seorang ibu susuan atau bahkan mengupayakan anak kita memiliki ibu susuan, karena keberkahan semakin melimpah diiringi bertambah panjangnya tali silaturahim dengan banyak saudara dan jaminan kualitas hidup anak terjaga.

Air susu yang ibu miliki sesungguhnya telahmencukupi kebutuhan buah hati, bahkan berlebih. Banyaknya jumlah ASI yang dihasilkan tergantung pada permintaan, sehingga jika Ibu mulai memompa susu ekstra untuk menyumbang maka tubuh Anda akan merespon dengan memproduksi lebih banyak ASI.

Beberapa keadaan dimana dibutuhkan bantuan ibu susuan / Donor ASI adalah, (HMBANA, 2008; Tully, 2002; WHO, 2003; American Academy of Pediatrics/AAP (Gartner et al., 2005); Donor ASI adalah sebagai alternatif ketika ibu mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI.)

1. Pada bayi prematur, dimana ibu kandung mereka mengalami kesulitan dalam memerah ASI dan / memiliki bayi prematur
2. Bayi dengan usia lebih tua, dimana mereka memiliki masalah kesehatan, seperti bayi dengan kelainan bibir sumbing, Down’s Syndrome, dan sebagainya dimana ibu terganggu secara emosi
3. Alergi terhadap susu formula atau makanan pengganti ASI lainnya
4. Defisiensi IgA ( pada neonatal, bayi, dan juga dewasa ) (Merhav et al., 1995; Tully, 1990)
5. Sebagai tambahan nutrisi pasca bedah ( postsurgical nutrition ), seperti pembedahan saluran usus ( Rangecroft et al., 1978)
6. Infeksi saluran pencernaan kronis ( severe gastrointestinal infections )
7. Kelainan metabolik ( metabolic disorder )
8. Sebagai tambahan pada bayi sehat, dimana ibu kandung mengalami penurunan produksi ASI secara sementara atau permanen, seperti minimnya jumlah kelenjar susu ( lack of glandular tissue / tubular hypoplastic breast ), operasi pada payudara, atau ibu menderita HIV/AIDS aktif ( ibu tidak mengkonsumsi ARV secara teratur sejak awal kehamilan ) dan adopsi.

Banyak ibu yang bertanya kenapa harus memaksakan diri mencari ibu susuan, bukankah pada jaman modern ini telah ditemukan susu formula sehingga para orang tua terbebas dari kekhawatiran haram nikahnya saudara persusuan.

Fakta yang telah sengaja di acuhkan oleh banyak pihak bahwa penggunaan formula komersial meningkatkan kejadian komplikasi medis seperti retinopati lahir prematur (ROP), (Hylander et al, 2001) penyebab kebutaan yang signifikan mempengaruhi berat lahir bayi sangat rendah.

Necrotizing enterocolitis (NEC), sebuah penyakit yang menghancurkan sebagian dari usus. NEC adalah 10-17% lebih mungkin jika bayi prematur adalah susu formula. Sekitar 30% dari bayi dengan NEC tidak bertahan hidup. Pengobatan NEC memerlukan pembedahan sebagian dari usus dan dapat menyebabkan masalah pencernaan seumur hidup, sebagian besar dicegah dengan menyusui bayi ASI (McGuire dan Anthony, 2003; Quigley M, Henderson G, Anthony MY, McGuire W. Formula milk versus donor breast milk for feeding preterm or low birth weight infants. Cochrane Database of Systematic Reviews 2007, Issue 2. Art. No.: CD002971. DOI: 10.1002/14651858.CD002971.pub2).
Dengan mencegah komplikasi medis, memberikan donor ASI juga mengurangi panjang dan biaya tetap rumah sakit untuk bayi prematur (Wight, 2001).

Fakta ini hanyalah sebagian dari ribuan alasan untuk lebih memilih menemukan ibu susuan atau menjadi ibu susuan, dibandingkan memberikan susu formula kepada buah hati tercinta.

Di dalam Al Qur’an, Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap ibu untuk menyusui anak-anaknya salaam dua tahun. Sebagaimana termaktub dalam QS. AL Baqarah : 233;

” Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan juga seorang ayah karena anaknya.”

Dalam surah lain disebutkan,

” Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hinga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik, dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS. Ath-Thalaq : 6)

Ibu dan ayah tercinta, telah banyak bukti-bukti bahwa ASI memiliki keberkahan dan khasiat yang luar biasa. Penelitian terakhir dari para peneliti di Swedia bahwa ASI mengandung sebuah protein yang berfungsi untuk menghancurkan sel-sel kanker pada bayi (http://www.plosone.org/article/info:doi%2F10.1371%2Fjournal.pone.0009384).
Berikanlah hanya Air Susu ibu Manusia kepada buah hati tercinta dan sungguh luar biasa hati setiap orang tua yang mencarikan ibu susuan bagi buah hatinya.

Bagi setiap ibu, ingatlah untuk meningkatkan konsumsi cairan dan memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang demi menjaga kualitan serta kuantitas ASI. Kebanyakan bayi minum sekitar 1 liter ASI sehari dan dapat mengosongkan payudara dalam waktu sekitar 15 menit. Selain itu, untuk menjaga kuantitas ASI maka sangat dianjurkan bagi setiap ibu menyusui untuk disiplin terhadap pengosongan payudara setiap 2-3 jam dalam sehari.

Wassalamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakatuh.
dicopy dari milis Daarut Tauhiid

Yakinlah pada Allah apapun kondisi dan prosesnya

Jangan menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau
panjatkan kepada-Nya. Namun hendaknya engkau mengoreksi diri. Tuntut
dirimu supaya tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajibanmu kepada
Allah. (Ibnu Athailah)

Setiap orang pasti memiliki harapan. Namun tidak semua harapan bisa
diwujudkan. Walau mungkin kita telah optimal berusaha atau dan berulang
kali memanjatkan berdoa. Bila demikian apa yang salah, ikhtiarnya-kah
atau doanya?

Saudaraku, sangat bijak bila kita tidak terburu-buru menyalahkan atau
berburuk sangka kepada Allah, saat doa-doa kita belum terkabul. Sebab,
tidak ada yang menghambat ijabahnya doa dan datangnya pertolongan Allah
selain diri kita sendiri. Ada nasihat menarik dari Ibnu Athailah, Jangan
menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau
panjatkan kepada-Nya. Namun hendaknya engkau mengoreksi diri. Tuntut
dirimu supaya tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajibanmu kepada
Allah.

Jadi, terhambatnya pengabulan doa bukan karena Allah tidak mau memberi.
Penyebab utamanya ada pada diri kita sendiri yang tidak
bersungguh-sungguh dalam memenuhi hak-hak Allah. Karena itu, kita harus
mulai mengoreksi diri. Sudah benarkan ibadah kita? Sudah totalkan
pengharapan kita kepada Allah? Sudah bersungguh-sungguhkan kita dalam
taat kepada Allah? Kalau belum, jangan menyalahkan siapa pun bila
pertolongan Allah belum menghampiri kita.

Penjabarannya, lihat ibadah kita, apakah sudah benar dan optimal. Apakah
kita tergolong orang yang gemar melakukan amal-amal yang disukai Allah:
mencintai masjid, menjaga shalat berjamaah dan tepat waktu, tahajud,
bersedekah dalam senang atau susah, gemar menolong orang, zikir setiap
waktu, dsb. Bila untuk kewajiban-kewajiban utama saja kita kurang
bersungguh-sungguh, maka bagaimana mungkin pertolongan Allah akan
datang?

Rasulullah SAW bersabda, Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri
kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang telah
Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu selalu mendekatkan diri
kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah di luar yang fardhu)
maka Aku akan mencintainya, jika Aku telah mencintainya maka Aku menjadi
pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya
yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk
memukul dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia
meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika ia minta perlindungan
dari-Ku niscaya akan Aku lindungi. (HR Bukhari).

Menurut hadis ini kunci datangnya pertolongan Allah, kunci pembuka
pintu-pintu rezeki, ilmu dan segala kebaikan, adalah ketakwaan dan
kesungguhan kita melaksanakan amal-amal yang dicintai Allah. Dalam QS
Ath Thalaaq [65] ayat 2-3, Allah SWT menegaskan, Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang
siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.

Saudaraku, membangun ketaatan kepada Allah dalam ibadah-ibadah fardhu
dan sunat plus keterkaitan hati kepada-Nya adalah fondasi dasar bangunan
keimanan seorang hamba. Tanpa adanya fondasi ini, tidak berguna
ketinggian ilmu, kecanggihan manajemen, optimalnya ikhtiar atau
melimpahnya kekayaan. Semuanya akan berujung pada bencana dan
keputusasaan.

Saudaraku, perlu ditegaskan lagi bahwa tugas kita ada tiga. Pertama,
meluruskan niat. Kedua, menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, bertawakal
sepenuh hati kepada Allah. Andai kita sudah melaksanakan semua itu,
namun apa yang kita dapatkan belum juga sesuai keinginan, maka yakinlah
bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan sekecil apapun amal hamba-Nya.
Allah pasti akan memberikan yang terbaik. Kewajiban hanyalah berusaha
dan berproses secara optimal dalam koridor yang telah ditetapkan. Hasil
sepenuhnya ada dalam genggaman Allah. Wallaahu a`lam.

===================
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

10 alasan mengapa harus membela Palestina

Banyak suara mengatakan, “Ngapain jauh membela Palestina, di sini saja banyak yang perlu di bantu.” Di bawah ini 10 “dalil” mengapa harus membantu Palestina”

Hidayatullah.com–Baru saja hajatan akbar umat Islam di tanah suci dengan peribadahan yang sangat suci usai ditunaikan. Ibadah haji yang mampu mengundang tiga juta umat Islam berkecukupan itu terlaksana dengan baik. Mereka dapat bersatu dengan satu warna, satu acara, satu gerakan dan satu tujuan mengabdi kepada Allah dan menjunjung kalimat Allah. Begitu pula ekpresi keimanan menapaktilasi jejak Nabi Ibrahim dan putranya Ismail yang dengan patuh melaksanakan perintah berkurban nyawa. Kaum Muslimin seduniapun melakukannya dengan antusiasme sangat baik.
Di tiga belahan dunia, Asia, Eropa, Amerika dan Australia, mereka menumpahkan darah hewan kurban dengan gembira. Namun selang sekejap sebelum bau anyir darah hewan kurban itu hilang, sebelum semua jamaah haji sampai ke rumah masing-masing, musuh Allah agresor Israel membantai sadis 500 lebih kaum Muslimin, melukai 2500 lainya, meluluhlantakkan ribuan rumah, sarana publik yang tak terhitung dan selalu akan bertambah di Gaza Palestina. Bau anyir darah hewan kurban berganti dengan anyir darah kaum Muslimin. Anehnya pembantaian di depan mata 1,3 milyar kaum Muslimin (versi Vatikan per 31 Maret 2008, mengungguli umat Katholik dunia) bisa berlangsung dengan “aman dan lancar” tanpa kendala yang berarti. PBB seolah menjadi “Persatuan Budak-Budak” (Israel dan sekutunya), dewan keamanannya kehilangan rasa aman dan akal sehat manusia sedunia harus ditukar dengan logika bejat tiga dajjal dunia Olmert, Bush dan Kevin Rudd yang menganggap penjajah sebagai kurban, sementara pembela tanah air sebagai teroris tak berprikemanusiaan.

Ada apa dengan kaum Muslimin dunia? Sebagian banyak masih dapat tertawa 15 jam dalam sehari, prihatin sebentar saat menyaksikan berita, lalu tertawa lagi tanpa merasa perlu berbuat apa-apa. Di kala Israel memborbardir dengan bom melalui pesawat udara, kaum Muslim baru bisa berunjuk rasa dan “membombardir” udara dengan kata-kata.
Lebih minim lagi tak sedikit kaum Muslim yang seolah tak terpanggil jiwa dan hatinya di saat banyak saudara mereka dianiaya. “Ngapain mikir yang jauh di sana, wong di sini saja banyak yang menderita, ” begitu argumen sering kita dengar. Ada pula di saat ribuan darah kaum Muslim “dibantai” masih sempat mengeluarkan larangan berdemo membela Palestina.

Pertanyaannya, kenapa sikap mayoritas ompong itu bisa terjadi? Dua hal yang pasti adalah lemahnya iman dan minimnya pengetahuan tentang fikih dalam pembela agama, negara dan pengikutnya.

Di bawah ini ada sepuluh alasan syar’i, kenapa kaum Muslim harus membela saudara-saudara Muslim yang ada di Palestina;

1. Kaum Muslimin sedunia adalah saudara seiman.
Allah berfirman:” Sesungguhnya orang-orang yang beriman tak lain adalah saudara”.(QS. Al-Hujurat:10). Sudah tentu dengan firmannya itu Allah Maha Tahu bahwa orang mukmin di dunia ini tidaklah terkategori dalam tiga penjuru persaudaraan nasab dekat yaitu ke atas (ayah/ibu dst), sederajat (kakak/adik), ke bawah (anak, cucu dst) barangkalai mereka baru ketemu nasab di umatnya nabi Nuh yang selamat. Walaupun begitu Ia menyatakan bahwa mereka adalah saudara yaitu saudara seiman. Rasulullah menegaskan dengan sabdanya: “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya” (HR. Bukhari no: 2262 dan Muslim no: 4650). Dan tak satupun ulama yang berpendapat bahwa persaudaraan tersebut adalah persaudaraan nasab bukan iman.Bila demikian, maka poin ke dua di bawah ini adalah hak saudara yang harus ditunaikan saudara yang lain.

2. Membebaskan saudara dari sasaran kedzaliman adalah wajib, bahkan dari berbuat kedzaliman. Sedangkan membiarkannya berarti terancam laknat Allah
Yang menjadi dasar dari kewajiban ini adalah terusan hadis di atas, dimana selengkapnya Nabi bersabda: “Setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak berbuat dzalim kepadanya juga tidak membiarkannya tersakiti/terdzalimi”. Dasar lain yang cukup populer adalah sabda Rasul : “Tolonglah saudaramu dalam kondisi dzalim maupun didzalimi” (HR. Bukhari no:2263) Dalam shahih Muslim diterangkan tentang maksud hadis tersebut, di mana Nabi bersabda: “Jika dia berbuat dzalim, maka kau cegah dia dari kedzalimannya itu, itulah yang disebut menolongnya. Tetapi bila ia didzalimi maka wajib pula bagi yang lain untuk menolongnya terbebas dari kedzaliman itu” (HR. Muslim , no:4681). XII,463.

Saudara kita kaum Muslimin di Gaza Palestina adalah korban kedzaliman yang sangat keji sepanjang sejarah dunia modern nan “beradab” ini. Maka dari itu tak ada alasan bagi kaum Muslimin dunia untuk tidak membela mereka semaksimal mungkin. Bila tidak, Ibnu Abbas telah meriwayatkan dari Rasulullah sebuah hadis qudsi dimana Allah befirman: “Demi keperkasaanku dan keagunganku, sungguh aku akan membalas orang dzalim di dunia maupun akhirat dan sungguh aku juga akan membalas dendam orang yang menyaksikan orang yang terdzalimi sementara ia mampu menolongnya kemudian ia tidak membelanya” (HR. Thabrani dan Hakim)

3. Jihad fisik adalah fardhu kifayah saat cukup dengan sebagian, bila tidak adalah fardhu ‘ain
Pada saat ini sungguh nyata bahwa bila kaum Muslimin di Gaza dibiarkan bertumpu pada kekuatan dan potensi sendiri, jelas tidak seimbang dari berbagai sisi, personil, senjata maupun logistik. Israel Defence Forces (IDF, angkatan bersenjata Israel) memiliki 176 ribu infanteri bersenjata lengkap. IDF juga mendapat dukungan serangan udara dari 286 helikopter serbu, dan 875 jet tempur berkecepatan supersonik. Juga, 2800 tank dan 1.800 senjata artileri (meriam, rudal, peluncur roket) yang semuanya on load (siap digunakan).

Sebaliknya, Hamas hanya berkekuatan maksimal 20.000 pejuang. Tanpa pesawat tempur, jet, atau helikopter patroli satu pun. Mereka hanya memakai roket Al Banna dan Al Yaasin, modifikasi rudal PG-2 Rusia yang mampu menghancurkan tank Merkava dalam radius 500 meter. Roket lainnya, yang juga hasil modifikasi, maksimal hanya bisa meluncur 55 kilometer. Itu hanya cukup sampai Kota Sderoth, yang bukan jantung komando Israel.

Kurang lengkapkah penderitaan dan keprihatinan kondisi saudara kita di sana untuk mengubah hukum fardhu kifayah menjadi fardhu ‘ain? Jelas berlebih. Maka fardhu ‘ain bagi setiap Muslim untuk berjihad untuk membantu saudaranya itu sesuai kemampuan maksimal masing-masing. Bagi yang mempunyai potensi fisik, sarana dan skill, maka –selama memungkinkan- wajib bergabung dengan saudaranya di Gaza. Yang lain wajib saling melengkapi, antara yang berkemampuan secara fisik maupun perbekalan/biaya. (Lihat: Ibn Hajar, Fath al-Bari :IV, 431, Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim : VI, 335, Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, II,621)

4. Mengenyahkan kemungkaran adalah wajib
Segala tindakan yang berseberangan dengan syariat adalah kemungkaran. Dan untuk itu Rasulullah bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan/kekuasaannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan bila tidak bisa maka dengan hatinya dan yang demikian adalah (indikasi) selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim no:70)

Itulah perintah Nabi untuk menyikapi kemungkaran secara umum, sedangkan yang terjadi di Gaza tak sekedar kemungkaran biasa, tetapi adalah kekejian (fahisyah) alias kemungkaran tingkat tinggi. Maka dari itu mengenyahkannya adalah wajib.

5. Orang mukmin harus membantu tetangganya yang membutuhkan
Dalam rangka solidaritas kepada tetangga untuk urusan perut Rasulullah bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur malam dalam kondisi kenyang sementara tetangganya kelaparan dan ia mengetahuinya” (HR. Thabrani dan Hakim). Bagaimana dengan urusan nyawa? Masih adakah sisa keimanan bila seorang Muslim sengaja tidak berjibaku untuk membantu?

6. Israel adalah perampok wilayah kaum Muslimin Palestina secara nyata tanpa diragukan sedikitpun
Terlalu banyak catatan sejarah pencaplokan Israel terhadap tanah Palestina sejak 1946 hingga 2008

7. Israel memproses pengambilalihan dan penghancuran Masjid al-Aqsa, warisan Islam
Masjid Al-Aqsa (Arab: masjid terjauh) adalah salah satu bangunan yang menjadi bagian dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) atau dikenal Al-Haram asy-Syarif .

Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menjadikan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra’ Mi’raj.)

Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Baitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu kiblat shalat dipindah ke Ka’bah (di Masjidil Haram, Mekkah) hingga sekarang.

Masjid yang direnovasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H ini akhirnya disepakati menjadi warisan suci kaum Muslim sedunia. Karena itulah, tatkala kaum Yahudi berusaha membakarnya tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI), saat ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga menyebabkan sebuah mimbar kuno yang bernama “Shalahuddin Al-Ayyubi” terbakar habis.

8. Israel telah Membunuh Banyak Nyawa Kaum Muslim dan Warga Palestina lain
Dalam sejarahnya pendirian Negara Israel (14 Mei 1948), kaum Yahudi ini tak pernah kering dari genangan darah dan air mata warga Palestina.

9 April 1948, Menachem Begin memimpin pasukan Irgon Israel menyerang desa Der Yasin dan melakukan pembantaian warga desa di sana. Dalam aksi ini, Zionis-Israel membantai lebih 254 orang Palestina laki-laki, wanita dan anak-anak (dalam sebagian riwayat disebutkan jumlahnya lebih 360 orang dari jumlah total penduduk desa 600 jiwa) secara keji dan biadab. Sebagian besar jasad korban dibuang ke dalam sumur-sumur yang ada. Bergabung dalam pembantaian itu, dua geng “teroris” Yahudi, Shtern yang dipimpin oleh Yizhak Samer yang mewarisi Menachem Begin menjadi PM Israel di awal tahun 80 an dan kelompok “teroris” Yahudi, Hagana dengan pimpinan David Ben Gorion. Geng-geng Yahudi tersebut dibentuk dengan nama “pertahanan Israel”.

Menachem Begin, yang kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Zionis Israel 1977 -1983 bahkan diberi hadiah Nobel perdamaian. Ia sempat mengungkapkan kebanggaannya dengan pembantaian ini, serta menganggapnya sebagai alasan penting dalam pendirian negera Yahudi dan pengusiran Arab (Palestina). Begin mengatakan, “…Orang-orang Arab mengalami goncangan dahsyat tanpa batas setelah berita (pembantaian) Der Yasin. Mereka mulai melarikan diri guna menyelamatkan nyawa-nyawanya…, dari 700 ribu jumlah orang Arab yang tinggal di Israel sekarang tidak tersisa kecuali 165 ribu saja” … “apa yang terjadi di Der Yasin dan apa yang diberitakan tentangnya telah membantu pelempangan jalan kita untuk menggapai kemenangan di dalam pertempuran sengit di arena perang. Legenda Der Yasin telah membantu kita secara khusus menyelamatkan perang Haifa” … “pembantaian Der Yasin memiliki dampak dan pengaruh luar biasa dalam jiwa orang-orang Arab (Palestina) yang menyamai 6 kebahagian serdadu-serdadu.”

Kasus pembantaian seperti di Der Yasin terjadi berulang-ulang di desa-desa Arab (Palestina) lainnya saat terjadi perang tahun 1948. Kasus serupa terjadi di Thantura, Nashiruddin, Bet Daras dan yang lainnya. Seorang sejarawan Israel yang juga seorang peneliti dalam militer Israel kala itu, Aryeh Yeshavi telah mengakui hal itu dengan mengatakan, “Jika kita total fakta-fakta dan realita kita mengetahui bahwa pembantaian Der Yasin terjadi terlalu jauh dari tabiat yang semestinya guna menduduki desa Arab, terjadi pernghancuran terbanyak jumlah rumah di dalamnya. Dalam aksi-aksi ini telah dibunuh banyak sekali wanita, anak-anak dan orang tua.”

6 Februari 2001, Tatkala Ariel Sharon menjadi Perdana Menteri, menggantikan Ehud Barak, Mantan Menteri Pertahanan Israel tahun 1982 itu, membantai 2.000 lebih pengungsi Palestina di Sabra dan Satila.

5 Maret 2002, pusat Rehabilitasi Tuna Netra al-Nur, yang didirikan dan dijalankan oleh PBB dan satu-satunya sekolah untuk anak tuna netra di Gaza, dibom. Menteri Pendidikan Palestina mengungkap bahwa 435 anak-anak tertembak mati antara September 2000 dan Maret 2002, 150 di antaranya anak-anak usia sekolah, dan 2402 anak-anak terluka.

Tahun 2006, Sharon juga terlibat mengerahkan 90.000 tentara Israel ke Libanon, yang didukung 1.200 truk, 1.300 tank, dan 634 pesawat tempur dengan peralatan canggih. Dalam tempo satu pekan, sebanyak 200.000 penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal, 20.000 orang mengalami luka-luka, dan ribuan terbunuh.

9. Israel Pelangggar Perjanjian dan Konvensi Paling Utama
Entah ada berapa kali perjanjian damai antara Israel dan Palestina selalu dikhianati Israel. Semua rancangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Amerika Serikat (AS) semua berantakan gara-gara ulah Israel yang selalu mengabaikan resolusi apapun. Israel tetap melakukan pelanggaran dan senantiasa meneruskan membunuh dan pengusiran warga Palestina demi perluasan wilayah.

Yang tidak banyak orang tahu, jumlah resolusi yang diabaikan oleh Israel telah mencapai 69 buah. Bayangkan seandainya satu Negara Islam mengabaikan 1 resolusi PBB, apa yang akan dilakukan oleh Amerika?

10. Israel Sumber Agresor & Kerusakan
Israel berada di belakang Amerika dan Uni Eropa dalam menolak kemanangan Hamas setelah memenangkan Pemilu secara demokratis bulan Januari tahun 2006. Bersama Amerika pula, Israel memasukkan Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) sebagai kelompok-kelompok “teroris”. Israel juga berada dibalik pelarangan setiap bentuk dialog dengan Hamas, meski kelompok ini menang Pemilu, sebagaimana diinginkan dunia Barat dan Eropa.

Sikap Amerika dan negara-negara Eropa dan Israel yang menolak Hamas menunjukkan betapa perdamaian dan demokrasi yang seringkali dielu-elukan Barat selama ini hanyalah sekedar slogan, tidak lebih. Mereka menggembar-gemborkan perdamaiandan demokrasi tetapi mereka menghianatinya sendiri. Kasus serupa juga terhadi di Aljazair tahun 1991 dan Somalia, ketika Islam memenangkan suara.

Al-Quran sangat jelas menyebut karakter “aggressor” dan ulah pembuat kerusakan ini. Sebagaimana firman Allah, “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” [QS. al-Isra’: 4]. [abdul kholiq/ http://www.hidayatullah.com]

Diambil dari milis Daarut Tauhiid.